Pengertian dan konsep Pendapatan Nasional
Pengertian Pendapatan Nasional
Coba kalian
amati pembangunan didaerah kalian atau di Indonesia. Seperti pembangunan
fasilitas publik, contohnya pembangunan jalan raya, jembatan, sekolah, dan
lain-lain. Kegiatan pembangunan tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit.
Dari manakah dana yang digunakan untuk membiayai pembangunan tersebut ?
Pembangunan yang dilakukan pemerintah didanai dari pendapatan negara/nasional
salah satunya pajak (sumber pendapatan terbesar).
Pendapatan
nasional secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun).
Masyarakat
pelaku kegiatan ekonomi akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk
memenuhi semua kebutuhan sehingga menjadikan masyarakat makmur. Jika seluruh
pendapatan atau pengeluaran yang dilakukan pelaku ekonomi di dalam suatu negara
dijumlahkan maka akan terbentuklah pendapatan nasional. Besarnya pendapatan
nasional ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilakan oleh para pelaku
ekonominya.
Jika dilihat
dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, produk nasional dikelompokkan
menjadi Gross Domestic Product (GDP) dan Gross National Product (GNP).
Dari kedua konsep tersebut melahirkan konsep Gross Domestic Regional Product
(GDRP), Net National Product (NNP), Net National Income(NNI), Personal
Income (PI), dan Disposable Income (DI)
- Konsep Pendapatan Nasional
- 1. Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
Produk
Domestik Bruto (PDB) atau dalam bahasa inggris disebut Gross Domestic Product
adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-
faktor produksi milik warga negara, negara tersebut dan warga negara asing yang
tinggal di negara tersebut dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).
GDP
merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan, penjumlahan nilai
tambah, dan penjumlahan pendapatan di dalam perekonomian selama
periode waktu tertentu.
GDP juga
merupakan penjumlahan nilai konsumsi (C), investasi (I), pembelian barang &
jasa oleh pemerintah (G) dan ekspor neto atau nilai ekspor setelah dikurangi
nilai impor (X-M).
Peningkatan/pertumbuhan
GDP akan meningkatkan pula pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan GDP, dapat
pengaruhi oleh :
1. Perubahan
ketersediaan sumber daya
2.Peningkatan
produktifitas
GDP dapat
diukur dalam 2(dua) cara, yaitu sebagai:
- Total nilai dari aliran produk akhir
- Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk memproduksi output
Karena profit/Laba
merupakan konsep residu/sisa, maka kedua cara tersebut menghasilkan total GDP
yang sama.
- 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/ Gross Domestic Regional Product (GDRP)
PDRB adalah
jumlah keseluruhan dari nilai bruto yang berhasil diciptakan oleh seluruh
kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama periode tertentu. Misalnya
PDRB DKI Jakarta, PDRB Jawa Barat, dan PDRB Aceh.
- 3. Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)
Produk
Nasional Bruto (PNB) atau yang dalam bahasa inggris Gross National Product (GNP)
adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihitung dalam pendapatan
nasional hanya barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksi atau dihasilkan
oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan warga negara sendiri baik yang
berada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri selama suatu periode
(biasanya satu tahun).
Berdasarkan
pengertian PNB tersebut, ada tiga hal penting yang perlu diketahui oleh kalian
yaitu :
ü Produksi
Nasional Bruto hanya mencangkup barang-barang akhir (final good) dan
atau nilai tambah (value added). Adapun barang antara dan barang
setengah jadi (intermediate semifinished goods) tidak dimasukan dalam
komponen PNB. Hal ini karena untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda
terhadap suatu produk.
ü PNB hanya
menghitung atau memasukkan nilai dari barang-barang yang merupakan hasil
produksi pada tahun berjalan (dalam suatu periode dilakukannya perhitungan).
ü Barang dan
jasa atau PNB yang dihasilkan tersebut dinilai menurut harga pasar yang
berlaku.
|
Dengan
demikian, GNP dapat dirumuskan sebagai berikut :
* Produk
Neto terhadap Luar negeri merupakan selisih dari pendapatan atas hasil produksi
warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri dengan pendapatan atas
hasil produksi warga negara asing (WNA) yang bekerja di Indonesia.
- 1. Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product (NNP)
Produk
Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu periode (biasanya satu tahun)
yang telah dikurangi penyusutan (depresiasi). Jumlah PNN sama dengan jumlah
pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor-faktor
produksi.
Dengan
demikian NNP dirumuskan sebagai berikut :
|
Jika ada
subsidi atas barang/jasa yang dihasilkan maka rumus perhitungan NNP adalah
sebagai berikut :
|
* –
Penyusutan merupakan penurunan nilai harga barang/jasa. Contoh : Harga dari
Buah Jeruk yang baru dipetik (buah segar) Rp 10.000/kg namun setelah beberapa
waktu harganya jadi turun menjadi Rp 8.000/kg karena hampir mau busuk. Contoh
tersebut merupakan penyusutan atau penurunan nilai barang dikarenakan kondisi
yang sudah berbeda.
- Subsidi
merupakan bantuan dari suatu pihak (contoh: pemerintah) untuk membantu
mengurangi beban atas pihak tertentu. Contohnya pemerintah memberikan subsidi
BBM supaya harga BBM yang terlalu tinggi diberikan ditanggulangi beban harganya
oleh pemerintah supaya harga yang dikenakan oleh masyarakat tidak terlalu
tinggi.
- 2. Pendapatan Nasional Bersih/Net Nasional Income (NNI)
Pendapatan
Nasional Bersih/Net National Income adalah jumlah seluruh penerimaan
yang diterima masyrakat dalam suatu periode (biasanya satu tahun) setelah
dikurangi pajak tidak langsung.
Dengan
demikian NNI dirumuskan sebagai berikut :
|
* Pajak
Tidak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat
tertentu/terjadi suatu peristiwa. Pajak tidak langsung merupakan beban pajak
yang dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Misalnya pajak pertambahan
nilai (PPN), Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan lain-lain.
- 3. Pendapatan Perseorangan (PI)/Personal Income (PI)
Pendapatan
Perseorangan adalah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang
benar-benar jatuh ke tangan masyarakat. Tidak semua NNI diterima oleh
masyarakat, karena masih harus dikurangi dengan laba ditahan, iuran asuransi,
iuran jaminan sosial, pajak perseorangan dan ditambah dengan pembayaran
pindahan (transfer payment).
Dengan
demikian PI dirumuskan sebagai berikut :
|
:
Keterangan :
ü Transfer
Payment adalah adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Transfer
Payment juga merupakanpenambahan pada perhitungan turunan pendapatan nasional.
Penambahan tersebut karena TransferPayment merupakan pengeluaran
pemerintah untuk membayar jasa yang diberikan oleh pegawai swasta atau karyawan
pemerintah diluar pendapatan gaji. Oleh karena itu, transfer paymentmenambah
pendapatan bagi tenaga kerja atau karyawan instansi pemerintah dan swasta.
ü Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi/Laba ditahan (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
- 4. Pendapatan Disposible (Disposable Income/DI)
Pendapatan Disposible
(DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Jadi DI
merupakan pendapatan yang benar-benar menjadi hak penerimanya.
Dengan
demikian DI dirumuskan sebagai berikut :
|
* Pajak
Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah muncul atau
terbit Surat Pemberitahuan/SPT Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang
kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung adalah pajak
penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Untuk
penjelasan tentang pengertian dan konsep dari pendapatan nasional, coba kalian
perhatikan peta konsep dibawah ini :
Dilihat dari
metode perhitungannya seperti Metode Produksi, Metode Pengeluaran, dan Metode
Pendapatan, Pendapatan Nasional diartikan sebagai jumlah dari seluruh
pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi di dalam suatu
Negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun).
Besar
kecilnya pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan oleh
para pelaku ekonominya. Dilihat dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan,
Pendapatan Nasional dikelompokan menjadi :
|
3.
Metode Perhitungan Pendapatan
Nasional
Dalam
menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau cara. Metode tersebut
disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode perhitungan pendapatan
nasional dibagi menjadi tiga metode, yaitu sebagai berikut :
- 1. Metode Produksi
Menurut
metode produksi (production approach), produk nasional atau Produk
Domestik Bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian dalam
periode tertentu. Dengan demikian, PNB atau GDP menurut metode ini, jumlah dari
harga setiap masing-masing barang dan jasa dikalikan dengan jumlah atau kuantitas
barang dan jasa yang dihasilkan.
Pendapatan
nasional menurut metode produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y =
Keterangan :
Y = Produk
Nasional atau Produk Domestik Bruto (PNB atau GDP)
P = Harga
Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n
Q = Jumlah
barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
PNB atau GDP
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) yang dihasilkan
oleh berbagai sector perekonomian. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penilaian yang terlalu tinggi atas output yang diproduksi dengan
perhitungan ganda (double accounting), baik barang jadi dan jasa jadi
maupun barang setengah jadi dan jasa yang masih harus diolah. Untuk itu hanya
nilai tambah pada setiap tahap proses produksi tersebut yang dimasukkan dalam
perhitungan pendapatan nasional. Dalam hal ini, GDP atau PNB merupakan
penjumlahan dari nilai tambah sektor pertanian ditambah nilai tambah di sektor
manufaktur dan seterusnya. Jika dirumuskan akan menjadi sebagai berikut :
Y =
Keterangan :
VA = Nilai
tambah (Value Added) sektor-sektor perekonomian (mulai dari sektor ke-I
sampai sektor ke-n)
Pendapatan
nasional menurut metode produksi dapat dihitung dengan cara menjumlahkan
seluruh hasil produksi masyarakat dari seluruh lapangan usaha di dalam satu
tahun diukur dengan nilai uang.
Komponen-komponen
pembentuk pendapatan nasional menurut metode produksi terdiri atas sebelas
sektor, yaitu :
- Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
- Pertambangan dan penggalian
- Industri dan pengolahan
- Listrik, gas, dan air minum
- Bangunan
- Perdagangan, hotel, restoran
- Pengangkutan dan telekomunikasi
- Bank dan Lembaga keuangan lainnya
- Pemerintahan dan Pertahanan
- Jasa-jasa lainnya
1. 2. Metode
Pengeluaran
Menurut
metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran
yang dilakukan seluruh rumah tangga ekonomi (RTP, RTK, RTG, dan Rumah Tangga
Luar Negeri) di dalam suatu negara selama periode tertentu, biasanya satu
tahun.
Pendapatan
nasional menurut metode pengeluaran dapat dihitung dengan cara menjumlahkan
pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga ekonomi. Dengan demikian,
komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode pengeluaran terdiri atas
empat komponen, yaitu sebagai berikut :
- Konsumsi (Consumption), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang C.
- Investasi (Investment), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang I.
- Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga pemerintah, , yang ditulis dalam rumus dengan lambang G.
- Ekspor dan Impor (Export-Import), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga Luar Negeri, yang ditulis dalam rumus dengan lambang X dan M.
- 3. Metode Pendapatan/Penerimaan
Menurut
metode pendapatan, pendapatan nasional adalah hasil penjumlahan seluruh
penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu negara
selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional menurut
metode penerimaan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal, dan laba
yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y = r + w +
i + p
Dengan
demikian, komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional menurut metode
pendapatan/penerimaan terdiri atas empat komponen, yaitu :
- Sewa (rent) yang diterima pemilik faktor produksi alam.
- Upah (wages) atau Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi tenaga kerja
- Bunga modal (interest) yang diterima pemilik faktor produksi modal.
- Laba (profit) yang diterima pemilik faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)
- Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
Jika
diamati, perkembangan perekonomian nasional selalu berubah. Perekonomian
tersebut disebabkan adanya perubahan pendapatan nasional. Oleh karena itu,
pendapatan nasional yang meningkat menunjukan adanya perkembangan perekonomian
masyarakat suatu negara.
Dapat
dikatakan bahwa mengetahui kemajuan perekonomian masyarakat merupakan salah
satu tujuan kalian mempelajari pendapatan nasional. Tujuan-tujuan mempelajari
pendapatan nasional yang lain, yaitu :
- Untuk memperoleh taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
- Untuk membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan berjangka untuk mencapai tujuan pembangunan.
- Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.
Selain itu,
ada beberapa manfaat yang akan kalian peroleh jika kalian mempelajari
pendapatan nasional, antara lain :
- Mengetahui dan menganalisa struktur ekonomi suatu negara, dari perhitungan pendapatan nasional, kalian dapat mengetahui apakah suatu negara cenderung berstruktur ekonomi industri, agraris, atau jasa.
- Membandingkan keadaan perekonomian dari waktu-waktu karena pendapatan nasional dicatat setiap tahun. Kalian akan memiliki catatan angka-angka perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu sehingga dapat membandingkan perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu.
- Membandingkan perekonomian antardaerah, baik antarkabupaten maupun antarprovinsi.
- Menjadi dasar komparatif (perbandingan) dengan perekonomian negara lain.
- Membantu merumuskan kebijakan pemerintah, khususnya di bidang ekonomi.
- Perbandingan Pendapatan Nasional Antarnegara
Adanya
kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita biasanya dipakai
sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. PDB maupun pendapatan
per kapita sebenarnya bukan merupakan ukuran yang ideal. Michael P. Todaro, seorang
profesor ekonomi dari Universitas New York menyatakan bahwa pendapatan nasional
maupun pendapatan per kapita merupakan indeks kesejahteraan dan pembangunan
yang bias atau belum jelas akurat. Pendapatan perkapita hanya merupakan konsep
rata-rata karena sama sekali tidak memberikan indikasi bagaimana pendapatan
nasional sebuah negara dibagikan kepada masyarakat secara keseluruhan. Dengan
kata lain, pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tidak memiliki
pengaruh apapun terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sebagai
perbandingan, berikut disajikan perkembangan pendapatan nasional dan pendapatan
per kapita Indonesia dan beberapa negara dikawasan Asia lainnya.
4. Masalah dan Keterbatasan Perhitungan
PDB
ü
Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran
Perhitungan
PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara,
dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk. Angka tersebut dikenal sebagai
angka PDB per kapita. Biasanya makin tinggi angka PDB per kapita, kemakmuran
rakyat dianggap makin tinggi.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah tidak terlalu memerhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
Kelemahan dari pendekatan ini adalah tidak terlalu memerhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
ü
Perhitungan PDB dan masalah kesejahteraan sosial
Perhitungan
PDB maupun PDB perkapita juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat
kesejahteraan sosial suatu masyarakat. Ada hubungan yang positif antara tingkat
PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per
kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat
dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita makin
tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan
perekonomian makin membaik, sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebasan
memilih pekerjaan dan masa depan, kondisinya makin meningkat. Hanya saja,
logika di atas baru dapat berjalan bila peningkatan PDB per kapita disertai
perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah
mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi
nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan
fisik/materi yang dapat diukur dengan nilai uang. PDB tidak menghitung output
yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan
menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual. Sebab, dalam kenyataannya
kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga
ketenangan batin/spiritual.
ü PDB
Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Sampai batas-batas
tertentu, angka PDB per kapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu
negara. Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antarnegara, ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan:
- Jumlah dan komposisi penduduk: Bila jumlah penduduk makin besar, sedangkan komposisinya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
- Jumlah dan struktur kesempatan kerja: Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas.
- Faktor-faktor nonekonomi: Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan.
ü
Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground
Economy)
Angka
statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya
mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum
mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah
pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat dalam statistik PDB. Begitu
juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar. Di
negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan
oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi
oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan
kegiatan ekonomi yang tak tercatat bukan karena kelemahan administratif,
melainkan karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan
hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan
obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.